Sabtu, 19 Juli 2014

BReastfeeding PRoblem

   Setiap ibu pasti ingin memberikan nutrisi terbaik untuk putra putrinya terutama di awal kelahiran dan masa emas tumbuh kembang. Ya, saya yakin semua tahu apa produk nomor 1 dengan nutrisi terbaik itu. ASI. Terlengkap, praktis, ekonomis dan masih banyak lagi kebaikannya.
   Melanjutkan postingan sebelumnya, kali ini saya mau nambahin dikit soal masalah menyusui dan penanganannya. Beberapa ibu mungkin mengalami masalah - masalah berikut.

1. Puting rata (inverted or retracted nipples) 
Hasil gambar untuk inverted nipples breastfeeding

Penanganan : lakukan latihan menarik-narik puting sejak masa kehamilan menjelang melahirkan. Kalau setelah melahirkan, harus tetap menyusui agar puting selalu sering tertarik.


2. Puting lecet (sore or cracked nipples) 
Penanganan : 
a. Teknik menyusui yg benar, 
b. Puting harus kering setelah menyusui,
c. Pemberian lanolin dan vitamin E, 
d. Jangan bersihkan puting dengan sabun dan zat pembersih,
 d. Jangan memakai lapisan plastik atau bahan keras pada bra, 
e. Bila lecet hebat tunda menyusui 24-48 jam, keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa dengan breast pump.

3. Payudara bengkak (breast engorgement)
Ini bisa disebabkan karen pengeluaran ASI tidak lancar, bayi tidak cukup sering menyusu atau terlalu cepat disapih.

Penangannan : 
a) menyusui lebih sering, 
b) kompres hangat, 
c)keluarkan ASI dengan pompa, 
d) bila nyeri berlebihan segera konsultasikan ke pelayanan kesehatan agar mendapat pengobatan.

4. Infeksi payudara (mastitis).
Pada kasus ini biasanya ditandai dengan payudara tampak bengkak, kemerahan dan nyeri, sering pula ibu demam akibat infeksi payudara. 
Penanganan : 
a. Teruskan menyusui atau keluarkan ASI dengan cara memompa, jangan masase/pijat payudara, 
b. Istirahat, 
c. Kompres payudara dengan air hangat dan dingin bergantian, 
d. Banyak minum air putih, 
e. Konsultasikan ke pelayanan kesehatan agar mendapat antibiotik dan pereda nyeri.

5. Abses payudara.
 Pada tahap ini biasanya payudara yang terinfeksi lebih parah dan mengandung nanah.
Penanganan : 
a) stop menyusui pada payudara yg abses,
 b) tetap keluarkan ASI dengan cara dipompa,
 c) diperlukan pengeluaran abses/nanah pada payudara oleh dokter, d) antibiotik dan pereda nyeri

6. Reluctant nurser, yakni bayi tidak suka menyusu. Hal ini bisa disebabkan pancaran ASI yg terlalu keras sehingga mulut bayi cepat penuh. Akibatnya bayi sebentar - sebentar akan berhenti menghisap.

Penanganan : tetap menyusui dan lakukan pemijatan payudara sebelum memulai proses menyusui. Tujuannya agar pancaran ASI yang keras sudah berkurang sebelum dihisap oleh bayi.

Info ini saya rangkum dari buku ilmu kebidanan YBP-SP. Semoga bermanfaat ya..